Rabu, 18 Februari 2009

Kasih Sayang Rasulullah Saw

Kepada Perempuan

(by: DR. Ragibh As Sirjani)

“ Sungguh Muhammad telah berjuang membebaskan perempuan, dan dia telah memeberikan contoh teladan dalam hal ini.” Boutros Gali (pemikir Kristen Mesir)

“ Sepertiga kaum wanita di dunia merasakan kekerasan rumah tangga dalam hidupnya. Hal ini dialami oleh 4 juta wanita Jerman dan 4 juta istri di AS setiap tahunnya; Frederico Mayor (Alam Jadit, Hal: 137.)

Seperti itulah kondisinya, namun Islam menampilkan sesuatu yang berbeda. Wanita tentu memiliki kelemahan, tapi itu bukan sesuatu yang buruk. Dari satu sisi mereka tidak menginginkan demikian, namun di sisi lain malah terpuji dan menguntungkan. Sisi yang pertama adalah kelemahan fisik dan ini bukanlah sesuatu yang tercela. Sisi kedua adalah lemah hati dan perasaan, dan tentu saja ini adalah hal terpuji. Semakin bertambah perasaan ini, tanpa berlebihan, maka akan semakin baik.

Rasulullah SAW menghargai kelemahan yang ada pada wanita ini, berusaha untuk menjaga mereka dari segala gangguan fisik maupun non fisik, serta menunjukkan kasih sayangnya kepada mereka dengan beragam cara dan dalam banyak kondisi. Rasulullah SAW selalu bersabda kepada para sahabat beliau, “Pergaulilah wanita dengan baik.”  Nasihat ini banyak berulang ketika “Hujjatul Wad’a”  ketika menyampaikan khutbah dihadapan ummatnya.Rasulullah SAW yakin bahwa  nasihat ini sangat penting sehingga menjadikannya sebagai bagian khusus dari khutbahnya pada saat itu.

Rasulullah SAW bersabda pada hari itu:

pergaulilah wanita dengan baik, sesungguhnya mereka adalah tawanan bagimu (karena ketundukan

dan kepatuhan seorang wanita)”

Rasulullah SAW mengumpamakan mereka seperti tawanan, sebab kepemimpinan iti ada di tangan laki-laki putusan talaq juga ada di tangan laki-laki. Adanya kekuatan pada laki-laki dan kelemahanpada perempuan sering membawanya dalam keadaan sulit. Oleh karena itu, Rasulullah SAW ingin menumbuhkan kasih saying laki-laki pada mereka dangan sabda beliau:

orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan akulah

yang paling baik kepada keluargaku.” (HR. Muslim, Abu Ya’la dan Baihaki)

Dalam sebuah kalimat yang indah Rasulullah SAW menyamakan antara kedudukan laki-laki dengan perempuan tanpa mengurangi kedudukan mereka sebagai perempuan. Beliau bersabda :

“ sesungguhnya perempuan adalah saudara kandung laki-laki.” ( HR. Muslim, Abu Dawud,Ahmad, dan Abu Ya’la)

Ibnul Atsir berkata, “ saudara kandung laki-laki artinya bahwa perempuan itu setara dan setingkat dengan mereka.”  Rasulullah SAW menyuruh kaum muslimin untuk tidak membenci perempuan walaupun ada tabiat yang kurang baik pada diri mereka. Beliau bersabda :

            janganlah seorang mukmin benci kepada seorang mukninah. Apabila ada prilaku yag dia tidak senangi

darinya, maka ada bagian lainnya yang dia sukai” (HR. Muslim, Abu Ya’la dan Baihaqi)

Tentu beliau memahami hal ini dari firman Allah SWT :

… kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. Annisa : 19)

Yang paling perlu diperhatikan adalah bagaimana beliau mempraktekannya dalam kehidupan. Kalimat-kalimat beliau yang indah tidak hanya memberikan ketenangan pada perasaan atau sekedar basa-basi tak bermakna. Kalimat ini benar-benar terwujud nyata dalam keseharian di rumah beliau dan para sahabat.

Kami berani menantang dunia untuk coba memberikan satu contoh sikap Rasulullah SAW yang menyakiti hati perempuan baik itu dari istri-istri beliau, perempuan-perempuan muslimah, atau bahkan wanita-wanita musyrik. Pasti tidak akan ditemukan ! cukuplah kami menyajikan beberapa sikap beliau kepada perempuan, walaupun tanpa komentar agar kita mengetahui bagaimana kasih sayang beliau kepada mereka.

Suatu saat Abu Bakar meminta izin untuk masuk ke rumah Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau mendengar Aisyah, anaknya bersuara dengan keras. Beliau masuk dan hendak menampar Aisyah. “aku tidak ingin melihat kamu bersuara keras di depan Rasulullah SAW,” nasihatnya. Rasulullah SAW langsung menghalanginya Abu Bakar pun keluar dengan keadaan marah. Rasulullah SAW lalu bersabda “ Bagaimana pendapatmu terhadapku?Aku telah menyelamatkan dirimu dari kemarahan ayahmu.”  Abu Bakar tidak datang selama beberapa hari, kemudian kembali berkunjung ke rumah Rasulullah SAW.  Dia mendapatkan keduanya sudah berbaikan Abu Bakar berkata, “ izinkan aku masuk dalam damai kalian sebagaimana kalian telah mengizinkan aku masuk ketika kalian dalam perselisihan.” Nabi bersabda,”Sudah kami lakukan, sudah kami lakukan.” .

Di sini terlihat bahwa kasih sayang Rasulullah SAW melebihi kasih sayang seorang bapak. Dalam kisah ini, ayah Aisyah, Abu Bakar Assiddiq ingin menghukum putrinya atas kesalahan yang ia lakukan tapi Rasulullah SAW menghalanginya.

Terkadang istri beliau melakukan kesalahan yang besar di depan umum, yang menyebabkan kekesalan di hati Beliau. Namun Beliau tetap memahami kondisinya, mamaklumi kelemahannya, dan memaafkan kecemburuannya. Beliau tidak bereaksi atau melanggar batas. Beliau tetap bersikap lunak dan memaafkan.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ; ketika Rasulullah SAW berada di rumah salah seorang istri beliau, tiba-tiba ada beliau yang lain mengirimkan makanan. Sang istri ini langsung memukul tangan Rasulullah SAW hingga makanannya jatuh dan nampannya terbelah dua Rasulullah SAW menyambungkan kembali nampan ini dan mengumpulkan makanan. Beliau bersabda, “ibu kalian (Ummul Mukminin) sedang cemburu. Makanlah !”  mereka pun makan beliau menahan piring itu sampai Aisyah datang membawa piring lain yang utuh dari kamarnya. Lalu Aisyah menyerahkan piring yang masih bagus itu ke Rasulullah SAW dan beliau pun meninggalkan piring yang pecah ditempat orang yang memcahnya (Aisyah).

Rasulullah SAW melewati kondisi ini dengan mudah beliau mengumpulkan makanan yang terjatuh dan bersabda pada para tamunya, “makanlah!”  beliau menerangkan bahwa penyebab marahnya adalah rasa cemburu, tanpa lupa mengangkat derajatnya. “ ibu kalian sedang cemburu,”  kata beliau. Ibu kalian berarti Ummul Mukminin.

Salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah SAW pada wanita adalah kasih sayang yang beliau lakukan pada para janda. Rasulullah SAW mengangkat derajat orang-orang yang memperhatikan urusan para janda sampai pada derajat yang tak seorangpun membayangkannya. Beliau bersabda :

            orang yang mengurusi janda dan orang miskin seperti mujahid di jalan Allah atau orang yang shalat sunat di malam hari dan berpuasa di siang hari.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah dan Ahmad)

            Sungguh, alangkah agungnya!.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling cepat mengamalkan apa yang beliau ucapkan. Abdullah bin Abi Aufa menuturkan bahwa nabi Muhammad SAW, tidak menolak berjalan bersama janda dan orang-orang miskin untuk menunaikan keperluan mereka. Ada yang lebih menakjubkan dari hal itu, yaitu kecintaan beliau kepada budak-budak perempuan Anas bin Malik menuturkan, “sungguh ada seorang budak perempuan di Madinah yang memegang tangan Rasulullah SAW dan membawanya kemana dia suka.” Ibnu Hajar memberikan komentar atas hal itu, ia berkata, “ adanya ungkapan akhdzul yad (memegang tangan) menunjukkan tingginya pelayanan beliau, walaupun keperluannya berada di luar kota. Ia akan meminta bantuan beliau atas hal ini. Ini menunjukkan akan ketawadduan beliau dan terlepasnya beliau dari tanda kesombongan.”. (Fathul Bari : 10/490).

Apa yang kita lihat dari Rasulullah SAW ini menjadi dalil yang sangat kuat akan kenabian beliau. Akhlak yang sangat mulia ini tidak akan muncul kecuali dari seorang Nabi.

            Benarlah firman Allah :

            Dan tiadalah Kami mengutus kamu melaikan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS Al Anbiya :107).

1 komentar:

Rony Wardana mengatakan...

Subhanallah...memang Allah sudah mengatur segalanya dengan sempurna.
Ayo Kang..bikin lagi artikel nya yang lain.Keren banget nich artikelnya....Salam untuk Wahyu Aji Managament

Success for All & Always Up date Your inovation

Rony&Astri